Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Gencar Perangi DBD

Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Gencar Perangi DBD

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung menggencarkan gerakan kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih untuk memerangi merebaknya penyakit Demam Berdarah (DB) yang sudah merenggut satu nyawa di awal tahun ini. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung dr Suparjo MKes mengatakan khusus DB digencarkan gerakan menguras, menutup dan mengubur (3M) sampai di tingkat Rukun Tetangga (RT). Gerakan itu melibatkan camat, kades, kader kesehatan serta petugas kesehatan di Puskesmas yang ada. \"Musim hujan adalah masa berkembangbiaknya nyamuk aedes aegipty secara cepat. Kami mengajak semua pihak semakin waspada, dengan menjaga kebersihan lingkungan,\" kata Suparjo, Kamis (16/1). Dikatakan sejumlah penyakit yang merebak di musim hujan, seperti diare, tipes, flu dan leptospirosis serta malaria. Penyakit tersebut mudah dalam penanggulangannya seperti kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Baca Juga Tertipu, Para Pengikut Keraton Agung Sejagat (KAS) Syok \"Namun yang paling membahayakan adalah DB, tapi yang lainnya juga sangat berbahaya jika tidak segera ditangani,\" katanya. Menurutnya, Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Temanggung telah merenggut satu korban jiwa. Seorang anak, berumur 6 tahun, warga Parakan Temanggung meninggal dalam perawatan medis rumah sakit. Pemerintah meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan pada DB. Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, dr Taryumi mengatakan seorang anak meninggal karena serangan DBD sekitar tiga hari lampau. Sebelum dibawa ke rumah sakit untuk perawatan, anak tersebut telah beberapa hari sakit dan diobati di rumahnya. \"Beberapa warga di lingkungan tempat tinggal korban juga ada yang menderita demam berdarah. Ketika di rumah sakit kondisi sudah serius,\" kata Taryumi. Dikatakan, Dinas Kesehatan telah melakukan fogging atau pengasapan di lingkungan korban dan juga gerakan kebersihan lingkungan, yang diharapkan dapat menekan jumlah penderita DBD. Namun yang perlu diketahui bahwa yang lebih baik tetap 3M karena memberantas dari telur, jentik dan nyamuk dewasa. Sedangkan fogging hanya mematikan nyamuk dewasa. Dinas Kesehatan kini terus memantau perkembangan di lingkungan tersebut, dan diharapkan tidak ada lagi warga yang terserang. Sejumlah warga juga ada yang masih dalam perawatan medis untuk penyembuhan. Sampai kini tercatat telah ada 12 kasus DBD, 23 kasus Demam Dengue dan satu kasus meninggal karena DBD. Sedangkan sepanjang 2019 mencapai 646 kasus. Baca Juga Setahun RSU Syubbanul Wathon, Adakan Pengobatan Gratis Musim hujan, memang ada peningkatan kasus DB, yang disebabkan di antaranya mendukungnya tempat dan kondisi alam perkembangan nyamuk aedes aegipty sebagai faktor penularan. Peningakat terlihat pada Desember dan besarnya kasus pada awal Januari. \"Kebersihan lingkungan menjadi yang utama, semua lapisan masyarakat mempunyai tanggungjawab yang sama untuk menjaga kebersihan lingkungan,\" tandasnya. (set) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: